Senin, 02 Maret 2015

Serumit Inikah Bikin KTP?

Sediiihh...

Barusan dapet email dari suami, isinya scan surat2 pengantar bikin KTP yang waktu itu dibuat untuk bikin KTP. Habis itu doi telepon, karena aku nggak ngerti kenapa tiba2 dia kirim email begitu.
Ternyata, Pak RT di rumahku, hari ini ke Kecamatan, buat nanyain KTP suami yang udah sebulan lebih belum jadi juga. Dan hasilnya, petugasnya minta data2 lagi dan dijanjikan 3 hari nanti KTP nya udah jadi. WHAT!!!

Oke...
Jadi gini, kenapa kami urus KTP lagi padahal udah dapet KTP-el hasil merekam tahun 2012?

Suami sekarang kan domisili di Pontianak, karena dapat amanah pekerjaan di sana. Nah setelah setahun kerja disana, mulai deh doi urus-urus hal2 dan berbagai urusan administratif yang menjadi hak dia setelah menjadi karyawan selama setahun disana.
Nah si KTP sebagai identitas inti juga harus menunjukkan siapa dia sebenarnya kan.

Selama ini, di KTP tertulis pekerjaan: karyawan swasta. Yang sekarang, urusan administrasinya mensyaratkan harus lebih spesifik sesuai profesinya saat ini. Jadilah kemarin pas awal Januari aku bantu urus perubahan identitas pekerjaan menjadi Dosen sesuai kebutuhan sekarang.
Nah saat bantu urus KTP aku juga baru ngerti kalau KTP sekarang nggak -el lagi, tapi balik ke KTP laminating. Itu dapet info dari ibu di Kelurahan. Makanya data2 yang dikumpulin nanti adalah data asli, ada bentuk fisiknya termasuk pas foto dan tanda tangan.

Kebetulan, pertengahan Januari suami bisa cuti. Jadi urusan bikin KTP dipending sampai suami cuti dan doi urus sendiri. Tercatat, 21 Januari suami dapat selembar kertas yang katanya adalah pengganti KTP sifatnya sementara. Pikirku, pengganti KTP ituuu sementaranya yaaa kurang lebih seminggu lah selama KTP belum jadi aja. Karena memang saat itu petugas kasi info 5 hari kerja bisa diambil.

Tanggal 19 Januari hari Senin mulai masukin berkas. Jumatnya harusnya ambil ke Kecamatan, tapi kami lupa. Baru Senin tanggal 26 suami kembali ke Kecamatan tapi cuma dapat KK aja, KTP nya dikasih lembaran yang lebih besar lagi, isinya diketik rapi dan katanya KTP nyusul baru ada KK nya.
Besokannya suami balik ke sana lagi. Karena memang suami kan orangnya sangat positif ya, jadi waktu dikasih KK dan kertas "KTP" itu taunya ya KTP bakal jadi nyusul besokannya haha...

Ternyata sama aja. Malah dijelaskan dengan lebih "gamblang" kalau blangko KTP-el lagi kosong dan kalau mau pake KTP ya pake kertas yang isisnya tulisan identitas itu. Dan suami masih positif aja. Karena tanggal 27 Januari harus balik ke Ponti, jadilah semua "identitas" miliknya itu dibawa, dipakai untuk urus segala macam hak dia yang kepending itu.

Hampir 2 minggu di Ponti, suami minta aku untuk ke Kecamatan menanyakan KTP nya. Lupa tanggal berapa kesana. Tapi waktu kesana aku sih belom nanya macem-macem waktu dibilang belum jadi. Cuma dapat info kalo memang mereka belum tau kapan jadinya karena blangko KTP-el lagi kosong.
Yang kulakukan waktu itu adalah googling dan ngoprek web nya Dukcapil untuk cari info tentang pembuatan KTP. Kurang lebih sih isinya sama, blangko KTP-el habis dan yang diprioritaskan untuk yang belum pernah punya KTP, yang baru lakukan rekam KTP...gitu deh, lupa isi tepatnya.

Sampai minggu lalu, suami minta tolong buat ambilin lagi karena udah dateline urusan administrasinya disana. Kamis, 26 Februari aku balik ke kecamatan lagi. Dan lagi-lagi katanya belum jadi. Disini sih akunya lebih cerewet, banyak nanya sambil nahan kesel. Tepatnya nahan geram karena bahasa tubuh dan matanya mas petugas gak enak banget. Jawabannya masih standar kaya kemarin-kemarin sih. Tapi karena aku banyak nanya dia jadi agak gimana gitu dan lumayan sih dapet beberapa "insight".

Yang paling nyesek adalah sarannya untuk minta blangko lagi, dari RT RW Kelurahan, minta surat pengantar pembuatan KTP baru. Lalu dia bilang nanti dia akan bantu, mau dibawa turun (ke Semarang) trus dicetakin ama dia.
Pertanyaan sambil nyureng adalah...
"Nah itu bisa nyetakin, ya tinggal dibawa aja to datanya ke bawah trus dicetak."
Pertanyaan lainnya adalah, " baru sebulan lalu saya bikin KTP, datanya kenapa minta lagi yang kemarin kemana?"

Rada keder rupanya dia menjawab. Intinya sih dia bilang kalo data uda masuk gudang dan ketumpuk-tumpuk. Aneh ya... Kalo well organised, data baru sebulan ini kalo ketumpuk sih gampang aja nyarinya.
Terus soal nanti mau turun dan bantu cetak KTP nya, dia juga keder waktu ditanya "loh itu bisa nyetak, kok kemarin enggak?", malah dia bilang nanti mau dikasi no hape dia dan 1-2 minggu mau dihubungin kalo udah jadi.
Apaaaaa coba...

Dan sore ini suami dikasi kabar sama pak RT disuru kumpulin data lagi dan dijanjikan 3 hari jadi.

Asliiii muak...
Mual banget sama urusan beginian...
Makin alergi deh urusan administrasi sama pemerintah!
Di luar sana lagi banyak pemimpin daerah berlomba menciptakan sistem yang cepat, tepat, bersih. Lah iniiii masih mbuleeettt aja kaya spiral KB.

Udah juga ngetwit dari tanggal 26 malem. Progress nya tunggu-tunggu doang.
Oiyaaaa... Pas hari Jumat nya tanggal 27 Februari itu, "ngadu" ke pak RT kalo KTP nya keder gak nyampe2. Laaahh pak RT malah bilang istrinya urus KTP nya yang hilang cuma 3 hari udah jadi.

Ini sih nggak mual lagiiii...
Udah kemropok sama sistem dan birokrasi yang nggak konsisten. Tergantung mood. Kalo mood bagus ya 3 hari kelar. Kalo mood jelek ya insya allah doang deh.

Aku memang bukan siapa-siapa
Bukan anak siapa-siapa juga
Bukan juga istri siapa-siapa
Cuma perempuan biasa yang tiap hari antar jemput anak-anak sekolah doang
Yang lagi mau bantu suami dapetin hak-haknya
Tapi apa ya pantes dibeginikan???

Serius, udah ditahan-tahan biar gak meledak. Tapi sore ini gak bisa ditahan lagi deeehh...
Eneg akunya, sana sini janji doang. 
Astaghfirullah, paringi sabar Gusti Allah :(













I'm home, I make money from home

www.informasibisnisonline.com/dearpipiet
Line_id: pipiet.abrori
FB Page: Dear Pipiet
Twitter @PipietAbrori
IG @pipietabrori

My Second Home

Semangad pagiii....

Menjelang siang, tepat 5 menit lalu Semarang (rumahku) mendadak hujan ih...
Beberapa TDL yang lagi pending siang ini tampaknya lagi harap-harap cemas segera diselesaikan. Apalagi hujan begini dan princess yang sudah mulai membaik adalah tantangan tersendiri buatku.

Oke, bismillah sejam lagi hujan berhenti kok (afirmasi).

Dan sesungguhnya menulis adalah media katarsis paling ampuh buat saya. Sayangnya, mini blogging macam facebook, twitter, path, instagram dan sejenisnya lebih readable buat sebagian besar teman-teman saya. Makanya, blog ini lebih sering ditatap aja ketimbang ditulisin hehe...

Tapi rasanya saya harus memaksa diri saya untuk menumpahkan isi hati dan pikiran saya di blog ini lagi. Nggak cuma di media mini blogging yang mudah banget newsfeed nya kegulung sama newsfeed lain.
Kuatkan hati, bulatkan tekad hahaha...

Bakal segera mengisi banyak warna di rumah keduaku ini lagi...
See you very soon yaaaa....