Rabu, 04 November 2009

Mulai Bicara Seks, Yuk...

Kalau di tulisan sebelumnya aku janji bakal "bongkar" gimana tuh ngajari seksualitas sedini mungkin, kayaknya sekarang ini nggak akan kulakukan deh. Maksudnya, bakalan nggak urut aku ngupasnya. Habisnya kejadian 2 hari yagn lalu plus Kamis lalu waktu aku diundang untuk bicara di RRI Pro 1 tuh bikin gemes bangeeeeettt.....
Coba deh, buang dulu paradigma *opo tooo* alias pemahaman cetek kita tentang pendidikan seksualitas. Segala macem ketakutan dan kekhawatiran kita kalau kita bicara seksualitas sama anak-anak kita, sementara ini dikantongin dalem2 dulu deh...Sueeerrr, yang sepele kaya begini bakal menjadi hal yang sangat penting buat kita.
Pagi itu, belum juga terlalu siang, awal minggu, awal bulan pula. Sediiiih rasanya, mendapati seorang lagi klien datang dengan kasus KTD. Hwaaahh... maleeesss, nggak pengen rasanya ketemu sama kasus2 kaya gitu lagi
Sudahlah... konsultasi dimulai...
Seperti biasa, aku bawa suasana ke "kita lagi ngobrol biasa aja, nothing special" biar dia relax, nggak tegang apalagi histeris. Tapi, kali ini aku yang "histeris". Kasus kedua, KTD akibat "cowok iseng ngacak nomor hape".
Ibu, bapak, saudaraku...kasih tau ke anak2 cantik kita tercinta BE WARE sama orang yang ngajak kenalan karena ngacak nomor hape. Pliiiiiisssss....masalah sepele, cuma pengen kenalan, meluaskan pergaulan, memanjangkan tali silaturahim...ternyata: nyemplung ke sarang buaya *apa cicak ya, halah..hahaiyy*
Sampaikan juga ke anak2 ganteng kita untuk TIDAK melakukan hal itu ke teman ceweknya. Nggak ada untungnya, nambahin dosa aja dan ngapain sih bikin prestasi yang kayak begitu? Berprestasi kok dengan menghamili anak orang, "ngerjain" para gadis lalu mencampakkan gitu aja. Pliiiiiissss...don't do that at home!
Temansku....
Kalu boleh aku bilang, ngasih tau ke anak2 kita untuk berhati2 terhadap hal tersebut juga salah satu bentuk pendidikan seks loooh...
Percaya deh, kalu kita liat begitu buanyaknya aspek dalam kehidupan kita yang ujungnya "seks", pasti buanyak buanget yang musti kita sampaikan ke anak2 kita. Nggak melulu loh pendidikan seks itu membicarakan soal organ reproduksi (penis, vagina, dll), atau menstruasi, kehamilan, kemandulan apalagi ngajarin mereka melakukan hubungan seks. Nggak...sama sekali bukan itu.
Ngomongin pendidikan seks ini bakal paaaaannnnjaaaaaang... tapi intinya dari "curhatku" hari ini adalah penting banget buat hati2 sama "sang pengacak nomor". Pasti mangsa dia adalah anak2 baru "mekrok" yang gampang banget diiming2, dipuji2, dirayu2....sebulan kenalan aja udah mau diajak copy darat lalu "jadian". Dua kasus yang kuhadapi, ceweknya masih belasan taun sedang sang pengacak nomor udah lebih dari 25 taun. Jadi kesimpulanku, dia memang sengaja ngacak nomor buat cari mangsa, buat melampiaskan dorongan seksual secara gratissss...
Hasilnya adalah, si cewek termehek2 dalam keadaan hamil, sang ortu nggak mau anaknya putus sekolah, nggak rela juga kalu kudu menikahkan putri tercintanya dengan "bangsat" pengacak nomor. Lah terus piyeee?? Wis kadung tekdung nek! Ya mesti kudu putus sekolah, ya musti mau menanggung malu, ya sudah pasti "terancam" kesehatan reproduksinya.
Satu lagi temans...
Kita punya hak penuh terhadap anak2 kita...Jangan sungkan ajak mereka bicara. Biar kita tau, dengan siapa aja mereka bergaul, kemana aja mereka pergi dan apa yang mereka lakukan. Khusus buat anak2 kita yang cantik, tandain...bener2 tandain setiap kali dia menstruasi. Jangan cuma mengandalkan ingatan kita aja bahwa "biasanya mens dia deket sama hari mens ku". NO!! Catet bener siklusnya, tandain di kalender, supaya dia juga waspada bahwa kalu sampe terjadi telat mens mama pasti tau dan segala bentuk pendidikan yang udah kita "jejalkan" ke mereka nggak jadi mentah gitu aja.
Jujur, aku belum lakukan itu semua... Rafaku masih terlalu kecil buat "bandel" yang segitunya. Tapi aku pastikan udah kasih pendidikan seks ke Rafa, pendidikan seks dalam bentuk lain laahhh... Yang Rafa juga suka dan riang menerimanya *o^
Bisa susah bisa gampang sih kita melakukannya...tergantung kemauan dan niat baik kita.
Tinggal pilih aja, mencegah atau menyesal?
Mau kita mulai sekarang atau tunggu senyum cantik anak2 kita menjadi duka?
Oiya, terakhir niy sebelum lupa...
Pendidikan AGAMA itu kudu, nomor SATU yang kita ajarkan di rumah, dari orang terdekat...
Mengenalkan NORMA dan NILAI yang baik *menurut kita* harus, ajarkan sedini mungkin ke anak2 kita...
Carikan anak2 sekolah yang "terbaik" dan ajak mereka untk berprestasi,itu penting...nggak ada salahnya kita menikmati kebanggaan melihat anak2 kita berprestasi....
Pendidikan2 lain...monggo, disesuaikan dengan kebutuhan masing2 orang *dan juga kemampuan*...
Mbok ditambah satu lagi, pendidikan seksualitas gitulooohhh...yuk, kita diskusi lebih banyak soal ini. Moga2 isi kepalaku ini masih bisa meluber dan sharing banyak hal *fakta* betapa pendidikan seksualitas juga perlu kita sampaikan sesegera mungkin.


^many thanks for this page to load my writing^

Rabu, 21 Oktober 2009

Kenapa Musti KTD Sih?

Abrorku, sekarang ini lagi mau susun tesisnya.
Aku siy sebenernya heran banget, tu orang kok luck nya dimana-mana yaaa... Urusan sekolah aja deh, bayangin aja dia yang sarjana bahasa bisa-bisanya dapet kesempatan kuliah S2 di bidang kesehatan. Melenceng jauuuuuuhhhhhh...tapi kok ya dia nyambung aja. Hmmm...

Sudahlah, itu keberuntungan namanya. Banyakin bersyukur aja, nggak semua orang bisa begitu.
Nah, sekarang ini lagi ribet-ribetnya bikin tesis. Secara kuliah dia tanpa sponsor satupun, makanya kudu buru-buru selesai. Makanya, di semester ketiganya ini, dia juga buru-buru bikin tesis dan harus segera menyelesaikannya.

Dan gara-gara dia susun tesis juga, aku jadi ikut-ikutan ribet. Gara-garanya adalah judul tesis dia yang nyerempet-nyerempet sama kerjaanku. Sambil menyelam minum air katanya. Daripada pake judul lain dan dia malah kesulitan cari responden buat penelitiannya, mending pake judul yang sebelum judulnya dibuat, responden udah disediakan.
Yaaaa gitu deh, ceritanya Abrorku ambil judul tentang coping mekanisme pada remaja korban KTD yang memutuskan untuk prolife. Karena hal itulah makanya kita bolak-balik ke PIA. Tempat paling mudah nemuin remaja KTD yang prolife adalah di PIA, hmmm...makanya baik-baik sama suster ya, hehehe...

Dan karena hal itu juga, aku buka-buka lagi file-file KTD.
Belajar lagi hal-hal yang berhubungan dengan KTD, terori-terori prolife-prochoice, belajar soal aborsi lagi, baca-baca teori coping...banyak deh, sampe sering banget kita "rame" memperdebatkan teori-teori yang sedang kita baca. Teori-teori yang sama sekali nggak pernah kubayangkan bakal kubaca apalagi kupelajari, haha...

Intinya bukan itu....
Yang kurasakan sebenernya bukan serunya "belajar" lagi bersama Abrorku. Yang kurasakan sebenernya adalah kesedihan.
Sueeerrr beneran sedih lagi, ketika kubuka-buka file KTD dan kudapati lagi kenyataan bahwa nggak kurang dari 4-6 remaja KTD yang datang dan curhat soal masalahanya pada kami. Kenyataan bahwa buanyaaaaakkkk....dan pasti lebih banyak lagi remaja di luar sana yang nggak datang dan curhat karena KTD. Nggak percaya?? Tuuuuhhh di tipi banyak kan yang ketangkep sedang "beranak" sama dokter gadungan, bidan abal-abal atau dukun yang rumahnya di pinggir kali *kodok kallleeee* atau yang akhirnya cuma mati sia-sia di empang orang dibunuh pacarnya karena nuntut nikah....banyak kaaannnn... banyak tauuuu.....

Dan ngerti nggak sih kalau ternyata mereka yang datang dengan KTD itu berasal dari latar belakang yang beda-beda dan sebagian besar dari mereka justru berasal dari latar belakang yang menurut kacamata kebanyakan kita, dia nggak mungkin KTD. Karena dia berasal dari keluarga yang berpendidikan, penuh kasih sayang, berkecukupan hidupnya, dekat dan selalu curhat dengan ortunya, dikelilingi oleh orang-orang yang selalu menyayanginya bahkan latar belakang agama yang begitu baik. Ah, ternyata itu semua nggak menjamin remaja kita bakal "aman-aman" aja, kalau nggak diimbangi dengan pengetahuan dan pemahaman seksualitas yang baik.

Kalau soal matematika, biologi, kimia, ilmu ekonomi dll mungkin bisa dipenuhi dengan memberi kita pendidikan yang baik, menyekolahkan kita di sekolah yang paling bagus.
Kalau soal budi pekerti, bagaimana menghargai orang lain dan saling mencintai sesama, mungkin bisa kita dapatkan dari ortu di rumah, dengan membangun relasi yang baik antara anak-ortu, mengajarkan pola asuh yang "sempurna" di rumah kita.
Kalau soal dosa, azab, kebaikan dunia-akhirat, surga-neraka, mencari pahala sebanyak-banyaknya dan mendapat ridoNya atas setiap yang kita lakukan, jawabannya pasti kita harus belajar ilmu agama.
But, ini yang sering kita semua lupa. Sekolah udah, pola asuh di rumah "sempurna", agama apalagi *jangan ditanya deh pokoknya*... tapi kita lengah, bahwa anak-anak kita di luar sana dipastikan sebenernya punya kehidupan sendiri. Yang kadang-kadang kehidupannya beda banget dengan apa yang kita lihat di rumah. Yang mereka punya pola sendiri, aturan bahkan undang-undang atau hukum baru yang ala mereka. Yang suka nggak suka mereka akan menduplikasi lingkungan dan teman sebayanya.

Sebanyak apa sih waktu kita buat anak-anak kita?
Yakin nih, waktu mereka pergi keluar rumah dengan mencium tangan kita dan pulang juga dia lakukan hal yang sama artinya dijamin nggak akan terjadi apa-apa sama anak-anak kita?
Yakin nih, bekal tiga hal tadi cukup membentenginya dari kemungkinan KTD?
Nggak cuma KTD man, berbagai macam penyakit menular juga mengintai mereka lhooo....

Kenapa sih aku meributkan KTD?
Karena mereka yang KTD dan akhirnya datang curhat dipastikan sudah putus asa dengan masa depannya. HANCUR man, hancur tuh masa depan. Terancam putus sekolah, bakal dikucilkan dari lingkungan, beban dosa besar yang ditanggung apalagi menghadapi kenyataan bakal "beranak" sebelum waktunya. Kalu udah gini nggak cuma berdampak secara psikologis aja, tapi secara fisik pun mereka akan menanggung bebannya...

Sooooooo.....
kasih anak-anak kita balancing. Yakin seyakin yakinnya kalau "pola asuh" yang kita terapkan di rumah bisa dicerna maksud dan tujuannya oleh pola pikir "anak-anak" kita. Pendidikan formal, pendidikan budi pekerti, pola asuh yang baik serta pendidikan agama, nggak ada salahnya dilengkapi dengan pendidikan seksualitas.
Karena yakin deh, klien-klien ku tadi berasal dari latar belakang yang nyaris "sempurna". Hanya 20% nya aja yang memang "anak bandel" yang nggak keurus, nggak ada bekal pengetahuan dan agama cuma formalitas aja. Sisanya....adalah mereka yang kuceritakan tadi.

Suer deh...
Belajar seksualitas itu sangat menyenangkan, jauh dari kesan menjijikkan apalagi tabu.
Janji deh, habis ini postingannya soal bagaimana belajar seksualitas dari nol. Step by step nya kita berikan ke anak-anak kita sejak usia mereka 0 tahun. Yukkk....
Janji!!!!

Kamis, 08 Oktober 2009

Yang Penting Bunyi!



Lagi gemes sama Rafa, jadi dikit-dikit yang diinget Rafa...

Buddies... yang punya anak kecil umurnya 2-3 tahun, ngalamin deh yang kualamin. Lagi seneng-senengnya dia mengeksplor segala sesuatu yang ada di dekatnya. Apaaaaa aja, sampe nggak sempet diem deh, hehe...

Nah Rafa, gitu juga. Selain kaki nggak bisa diem, tangan sama mulut juga. Mulut, selain nggak diem ngunyah, juga nggak pernah berhenti bersuara. Adaaaa aja yang diucap. Jelas atau enggak ucapannya, yang penting keluar suara. Ngomong, nyanyi, bergumam, mendengung *kayak lebah*...yang penting ngeluarin bunyi, nggak sepi...

Ini nih...
Beberapa lagu yang bisa dia nyanyikan dengan "sempurna"
Nggak percaya, simak deh... *versi Rafa ya*

ticak ticak dididing
diem diem meyayap
dateng seekon namuk
hap...lalu ditampek *yang ini keliru, maksud dia mau bilang lalu ditangkep, tapi udah dibenerin kok*

buyung kaka tuwa
hinggap di dendela
nenek'e sudah tuwa
gigi'e tinggan duwa
tek dung tek dung lalalalala...
buyung kaka tuwa

kau meyaaasaaa..
atimu kosssooong
jadi haaampaa
*hampa hatiku nya ungu tu loooh*

sabelllaaaa oooo kicah sinta...
*isabella, nyanyinya diulang2 segitu doang hehe...*

topi saya bundan
bundan topi saya
kalo tidak bundan
bukaaan topi saya
*lumayaaaan... normal aja*

matahayi tebenam
hayi mule malem
tedengan buyung hantu
suayanya meduuu
uhuuu...uhuuu... uhuuuuu
*hehe....*

od mek donan hed e fam ia io oo...
hed a dak kwek kwek ooo...
hed a kau moo moo ooo...
(old mc donald had a farm, ia ia ooo
and on his farm he had a duck ia ia oo
with a kwek kwek here and a kwek kwek there... bla bla...
... and on his farm he had a cow ia ia oo
with a moo moo here and a moo moo there...bla bla...) *maksudnya gitu itu loooooh*

naik keta api tuuut tuuuut
sapa endak tuyuun *yang ini dibenerin susah banget*
tegan setasiyun ke semayang *maksud dia mau nylelek, dari stasiun tegal ke semarang, duuuh...*
boleh nah naik dengan pejuma
ayo kawan lekas naik
ketaku ta benti lama
*lumayan lah yaaaw, hehe...*

is koon...
is koon...
mmmm uuuu oooo....
(it's a call... it's a call)
*ni lagu yang di backyardigans: into the deep. Tapi kalu nyanyi cuma sampe situ aja dan nggak tau juga kenapa pake mmm uuu ooo...*

bapa enggak pulang, beng beng...
bapa enggak bawa uwang...
yang yoken sayang sayang isti ooo...
*papa rock n roll tulooooh... nyanyiin ndiri aja gih*

Mmmm...
lumayan menghibur ya nak...
Pokoknya mama fans Rafa nomer satu deh... kalu Rafa lagi konser, mama bakal duduk paling depan, tepuk tangan paling kenceng dan pasti bakal nyimak dengan baik...

Keep singing ya son...
Biar rumah kita nggak sepi...
Biar dunia semakin berwarna...
Love you boy... love you very much ^*^

Rabu, 07 Oktober 2009

Dictionary of 2 Year and 7 Months Old's Toddler


Hihihi...
Sering gemes sama anak2 kan??
Suka pengen nowel-nowel... Apalagi kalu udah mulai ngoceh tuuuu...
Udah ngomongnya nggak jelas, suka sepotong-sepotong dan lamaaaaaa ngumpulin kata2 dulu sampai kemudian terucap.

Nah, yang ini beberapa kosakata anakku. Namanya Rafa, cowok dan bulan ini dia udah genap 2 tahun 7 bulan 5 hari, hehehe...
Sok lah disimak...
Pasti ada yang berbeda dengan anak2 yang lain, tapi ini kamus ajaib khusus buat anakku. Siapa tahu 20 tahun yang akan datang dia sempetin baca blog mama nya dan temukan tulisan ini, dia pasti senang, hehehe...

Maem = makan
Minum = minum
Mandi = mandi
*udah jelas ya, ngomongnya*

Layi = lari
Zalan = jalan
Tidun = tidur
Obin = mobil
Obin tek = mobil truk
Obin begu = mobil backhoe, buldoser itu looh... *semua kendaraan roda 4 diembel embeli mobil di depannya* hehehe...

Gamban = gambar
Mewanai = mewarnai
Pupen = ballpoint, pulpen
Keyon = crayon
Sepidon = spidol
Sayun = sayur
Bantan = bantal
Ulan = ular
Sandan = sandal
Kasun = kasur
Aing = air
Ketas = kertas
Koden = korden
Moton = motor

Meyah = merah
Bilu = biru
Oyen = orange *masih sedikit warna yang dia hafal...emang susah ya ngapalin warna?*
Ikan yeye = ikan lele
Pasin = pasir
Telompet = terompet
Yambut = rambut
Idung = hidung
Tinga = telinga *anggota tubuh udah apal banget tuh dia*
Bocor = bocor
Piston = pistol

Masan = macan/harimau
Zapah = jerapah
Kesoa = kecoa
Namuk = nyamuk
Kasa mata = kaca mata
Pongenjes = power rangers
Dinous = dino saurus
Bazu = baju
Sana = celana

Satu = satu
Duwa = dua
Tiga = tiga
Oempat = empat
Nima = lima
Oenam = enam
Tudu = tujuh
Dapan = delapan
Sembinan = sembilan
Puluh = sepuluh

....apa lagi ya??
Masih baaaanyak deh... itu mah sebagian kecil dari keceriwisannya dia aja.
Kamusnya bakal berubah dengan cepat, mungkin bulan depan udah nggak sama lagi isi ama bunyinya.
Anak-anak memang ajaib ya... banyak banget hal yang bisa membuat kita menganga setiap harinya....

Hihihi...
Ayuk ah, kita jaga anak-anak kita yuuuu....

With love
^pipiet^

Selasa, 18 Agustus 2009

Betapa kumencintaimu....

Aku sangat mencintai mereka...
2 lelaki dalam hidupku...

Mereka membuat hidupku beneran penuh warna...
tertawa, menangis, bahagia, duka, marah, tersenyum, bete, keceriaan, kegembiraan, kegelisahan....
aah....sungguh hebat mereka...
mereka yang sungguh aku cintai...

mmmmm.....
itu mereka......