Sabtu, 05 Agustus 2017

Biar Kekinian, Foto di Hutan Mangrove

Sudah hampir 20 tahun saya tinggal d Semarang, kota besar yang nggak begitu metropolitan. Saya justru merasa Semarang terlalu woles pertumbuhannya. Tapi rupanya beberapa tahun belakangan ini, kota tempat saya tinggal mulai menggeliat. Kalau dulu saya hanya menemukan 3-4 hotel "terkenal", sekarang mudah saja menemukan hotel dari kelas homestay sampai bintang 5. Gedung-gedung tinggi bermunculan, jalanan ditata dan tentu saja tujuan wisata pun dibenahi.

Ya, sebagai ibu kota provinsi, Semarang sangat layak menjadi destinasi liburan kita. Nggak bingung lagi kalau ditanya, "Semarang jalan-jalannya ke mana ya?". Selain Lawang Sewu, Masjis Agung Jawa Tengah serta Sam Po Kong yang sudah ngehits duluan, ada juga Masjid Kapal, Kampung Pelangi (ah, suatu saat saya ke sana dan menuliskannya di sini), ada juga wisata hutan bakau yang sudah dibenahi dengan sangat cantik.

Sebagai kota pesisir, pantai tentu menjadi lansekap wajib di Semarang. Saat itu, abrasi di daerah pesisir Semarang memang sudah dalam taraf memprihatinkan. Wisata pantainya kotor dan sangat biasa. Untuk mendapatkan spot pantai yang lumayan, kami musti sedikit bergeser ke arah Barat di kabupaten Kendal atau sekalian jalan-jalan ke Jepara. Pun ditemukan pantai "virgin", tak lama kemudian nasibnya akan sama dengan pantai-pantai yang sudah beken duluan.

Hal yang menggembirakan tentunya, saat kemudian pemerintah daerah membenahi pantainya dengan cara yang sedikit berbeda. Menyelamatkan garis pantai yang terancam abrasi sekaligus menciptakan wisata baru, wisata hutan bakau/mangrove. Seingat saya, sejak awal tahun 2000-an, saya sudah ikut (ikutan) program kampanye penanaman mangrove. Tak disangka, hasilnya bisa dinikmati sekarang.


Seingat saya (kalau salah bantu koreksi ya), ada tiga lokasi hutan mangrove di Semarang. Di bagian barat Semarang ada di daerah sekitar Tugurejo di sini. Suatu hari saya harus ke sana juga. Selain menikmati hutannya yang adem, pemandangan pesawat yang hilir mudik dengan sangat dekat tentu juga menjadi nilai tambahnya.

Di bagian timur Semarang pun ada, dekat daerah Sayung dan sudah masuk wilayah kabupaten Demak di sini. Tampaknya lebih besar dan lebih menyenangkan untuk dikunjungi. Tak terlalu jauh dari Semarang, sekitar satu jam perjalanan melalui jalur pantura. Semoga jalannya tidak terlalu padat dengan bonus macet ya, hehe...


Nah, hutan mangrove yang berada di kota Semarang itu sendiri adalah hutan mangrove di Taman Maerokoco. Wisata Taman Maerokoco sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan saya SD sudah pernah liburan ke sana. Baru-baru ini, mereka berbenah menarik minat wisatawan untuk mengunjungi miniatur Jawa Tengah, salah satunya dengan membangun lansekap cozy di dalam sana.

Dengan mengintegrasikan wisata budaya dan bahari, tiket masuk yang murah (hanya bayar parkir kendaraan saja), hutan mangrove menjadi magnet utama kunjungan wisata ke Taman Maerokoco. Beberapa anjungan memang masih dalam proses renovasi, tapi berswafoto sambil selonjoran di sepanjang jembatan, terbayar semua gerah dan panas udara pantainya.

Pokoknya, berkunjunglah ke Semarang dan jalan-jalanlah "berkeliling Jawa Tengah" sambil tak lupa mengabadikan hutan mangrovenya di sini.

#ODOP #ODOP5 #BloggerMuslimahIndonesia

1 komentar: