Amelia
memiliki dua saudara kandung, kak Daffa dan mas Ariel. Sore itu mereka sedang
berkunjung ke rumah kakek, bersama tiga sepupunya, Melati, Mario dan Dahlia.
Hampir tiap akhir pekan mereka bertemu dan menginap di rumah kakek neneknya
itu. Saat sedang bermain di teras, kakek yang datang dari bepergian membawa
sebuah kantung besar, sepertinya berisi beberapa bingkisan.
“Nih,
kakek belikan kalian celengan!” sambil meberikan celengan kepada masing-masing
cucunya. Amelia, Melati dan Dahlia mendapat celengan berbentuk rumah mungil
dengan cerobong asap di atapnya. Sedangkan untuk cucu laki-lakinya, kakek
membelikan celengan berbentuk kereta, juga ada cerobongnya. Di masing-masing
celengan ada semacam pintu yang diberi gembok dan bisa dibuka.
“Menabung
itu kebiasaan yang baik,” kata kakek. “Sisihkan uang jajan kalian, sedikit demi
sedikit uang itu akan menjadi banyak dan bisa digunakan saat kalian
membutuhkannya.”
“Aku
mau beli lego!” seru kak Daffa dan Mario kompak.
“Aku
juga!” kata mas Ariel tidak mau kalah. “Nanti kita susun bareng ya,” lalu mereka
bertiga saling tos, kompak sekali.
“Kalau
aku dan Dahlia sudah lama sekali ingin beli squishy. Ya kan, Dahlia?” tanya
Melati. Dahlia mengangguk, setuju dengan Melati.
“Kamu
mau beli apa, Amelia?” tanya Dahlia pada Amelia. Amelia tampak bingung karena
memang belum punya ide mau dibelikan apa uangnya nanti.
“Ummm...
Apa ya? Ummm... Nanti aku pikirkan lagi deh,” jawab Amelia sekenanya. Kakek yang
membawa kehebohan ini, ikut nimbrung dan tertawa.
“Kalian
cucu-cucu yang pintar. Tapi, menabung bukan hanya untuk beli barang-barang yang
kalian inginkan saja. Suatu saat ada teman atau saudara kita membutuhkan
bantuan, bisa kita bantu dengan uang tabungan itu. Ayah ibu kalian menabung
untuk menyiapkan uang sekolah atau biaya berobat saat kalian sakit. Apapun
kegunaannya kelak, menabung sangat baik dilakukan.”
“Sekarang
kakek mau bikin tantangan, kalian siap?” ujar kakek. Keenam cucunya menunggu
dengan penasaran. “Kakek akan tambahkan sebanyak uang celengan kalian selama
dua bulan ke depan, dan kita akan pergi ke kebun binatang. Gimana, setuju?”
“Setujuuuuu...”
sahut cucunya kompak. Lalu dimulailah tantangan dari kakek. Semua berlomba
menabung sebanyak-banyaknya supaya bisa puas bermain di kebun binatang nanti.
*****
Hari yang
penuh semangat dimulai. Setiap anak berusaha menyisihkan uang jajan mereka. Kak
Daffa, mas Ariel, Amelia, Melati, Mario dan Dahlia saling mengabarkan kondisi
tabungan mereka setiap hari. Ayah dan Ibu pun ikut menyemangati agar mereka selalu
rajin menabung.
Namun suatu
hari, tanpa sengaja Amelia menumpahkan cat ke baju seragam Bunga, teman
sekelasnya, saat pelajaran mewarnai. Amelia sangat menyesal, karena
kecerobohannya membuat Bunga sedih. Pasti Ibu Bunga akan marah sekali karena
seragamnya kotor, pikir Amelia.
Esok
harinya, Amelia membawa seluruh uang di celengan untuk diberikan pada Bunga. “Bunga,
aku minta maaf ya karena kemarin ceroboh. Kamu pasti perlu seragam baru, tapi
aku tak bisa bantu banyak. Tabunganku hanya segini.” Sambil minta maaf, Amelia
berikan uang untuk membantu beli seragam baru.
Bunga terkejut
sekaligus terharu. Ia langsung memeluk Amelia, sembari menyampaikan rasa terima
kasihnya. “Nggak apa-apa Amelia, aku sudah maafin kamu. Terima kasih banyak
kamu peduli sama aku,” pungkasnya.
Dua orang
kakak dan saudara sepupunya menyalahkan Amelia.
“Kamu pasti
akan kesulitan mengumpulkan uang lagi!” kata kak Daffa.
“Amelia nggak
asyik ah, kalau nggak punya uang nggak usah ikut ke kebun binatang ya?” Dahlia
pun menimpali.
Amelia
sedih mendengar saudaranya berkata begitu. Tapi ia senang karena bisa membantu
Bunga dan berjanji untuk lebih rajin menabung. Hingga tak perlu waktu lama,
uang Amelia di celengan sudah melebihi jumlah yang kemarin diberikan pada
Bunga.
Amelia
sudah mulai giat menabung, jumlahnya hampir sama dengan jumlah uang mas Ariel.
Tapi ia dengar kalau Bundanya Mayang melahirkan. Sebagai sahabat Mayang, Amelia
juga akrab dengan Bundanya. Karena itu Amelia ingin memberi bingkisan untuknya.
Amelia
bingung karena itu artinya ia harus menguras celengannya lagi. Minta uang ke
Ibu jelas tidak mungkin, karena Amelia ingin memberikan sesuatu dari hasil
jerih payahnya sendiri. Setelah mempertimbangkan masak-masak, ia memutuskan
untuk tetap memberikan bingkisan dari uang celengannya sendiri.
Lagi-lagi
Amelia ditertawakan oleh kelima saudaranya. “Lihat saja, nanti Amelia hanya
bisa duduk menunggu sambil makan pop corn,” si kecil Mario ikut berkomentar.
“Ya, benar.
Nanti kita keliling naik kereta mini, tapi Amelia tak punya uang untuk
membayarnya!” sahut mas Ariel, tidak menghibur adiknya sama sekali.
“Kalau aku mau
keliling naik gajah saja,” tambah Melati dan Dahlia kompak.
*****
Hari
yang dinanti tiba. Keenam cucu sudah berkumpul di rumah kakek, siap melaporkan
jumlah uang di celengan. Kak Daffa, mas Ariel, Melati, Mario dan Dahlia sudah
membongkar celengannya dan mendapatkan tambahan uang dari kakek, sejumlah uang
dalam celengan.
Mereka
tampak sangat gembira, terbayang sudah keriaan di kebun binatang nanti.
Sekarang giliran Amelia yang membongkar celengan. Dengan ragu-ragu Amelia
membukanya. Ia takut kakek kecewa dan tidak akan mengajak ke kebun binatang
karena uang di celengan itu hanya beberapa ribu saja.
“Maafkan
aku, Kek. Aku Cuma punya segini,” kata Amelia sambil menunjukkan isi
celengannya. Tak diduga, kakek malah tersenyum dan memeluk penuh kasih sayang.
Amelia
diajak duduk di sebelah kakek. ”Kenapa sedih? Kakek sudah dengar dari Ibumu,
kalau kemarin kamu bantu Bunga beli seragam baru. Kakek bangga, kamu sudah jadi
anak yang bertanggung jawab.”
Amelia
menatap kakek dengan bingung. “Kakek nggak marah?”
“Tentu
tidak,” jawab kakek. “Kamu juga sudah melakukan hal yang sangat mulia, berbagi
kebahagiaan dengan Bundanya Mayang. Tentu apa yang kamu beri akan melengkapi
kebahagiaan mereka.”
Kakek
pun melanjutkan, “Bagus, Nak. Kakek tahu kamu sudah berusaha mengumpulkan uang
demi cita-citamu pergi ke kebun binatang. Tapi kamu tak lupa untuk tetap peduli
pada sesama,” lanjut kakek sambil membelai rambut cucunya. “Nggak ada yang
salah dengan apa yang kamu lakukan. Kakek tetap bangga walaupun celenganmu
hanya berisi beberapa ribu saja.”
Tak
disangka kakek tetap memberikan uang dua kali lipat dari jumlah yang pernah
Amelia kumpulkan di celengan, dan diberi “bonus” lagi sehingga kini jumlah uang
Amelia paling banyak dibanding lima saudaranya. Amelia sangat bahagia karena
bisa ikut bersenang-senang di kebun binatang.
Amelia
berjanji tidak akan menghabiskan semua uang itu karena sisanya akan ia masukkan
celengan lagi. Seperti pesan kakek, menabung memang baik. Tapi akan lebih baik
lagi kalau uang tabungannya juga bisa berguna untuk sesamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar