Sebenarnya saya belum pernah
sungguh-sungguh membaca kisah tentang 1000 bangau kertas (a thousand paper
cranes) yang dipercaya "mengabulkan" satu permintaan kita. Kalau
seseruan bikin bangau kertas banyak-banyak lalu bertekad menyelesaikannya
hingga seribu, lalu membuat satu permintaan sih pernah. Hasilnya, paling banyak
waktu itu bikin 120-an bangau kertas, lalu terlupakan begitu saja. Capek,
sungguh. Lelah, Bang...
Tuuuhh...
Yang di sekeliling bocah kecil itu hanya sebagian kecil saja.
Kurang lebih 2 tahunan lalu, saat De Tazya belum sekolah, dan mamanya cari
kesibukan buat dia. Waktu itu balapan bikin bangau kertas. Mama yang bikin, dia
yang ngacak-acak. Heu...
Hari ini, tetiba ingat kisah seribu bangau kertas, gara-garanya
juga De Tazya ini. Pulang sekolah cerita, kalau tadi habis bikin rumah dari
kertas origami. Rumahnya bagus lah, ada jendelanya lah, pintunya lah, dikasih
nama TAZYA lah, and de bre and de bre...
Hasilnya? Apa lagi selain mamanya bongkar rumah!
Sudah yakin sih kalau di rumah nggak tersisa kertas origami,
tapi doi ngotot katanya ada. Nyatanya? Ya nggak ada lah, hihihi...
Dan mamanya mendadak migren di siang bolong, lalu curhat
di facebook.
Well, sedikit mengingat ah, sebenernya dari mana
sih kisah seribu bangau kertas ini? Kalau kata wikipedia sih begini.
Dari semua kisah tentang seribu bangau kertas yang saya baca,
semuanya bilang kisah ini berasal dari Jepang. Iya sih, bangau-bangau yang
dibuat dengan melipat kertas ini kan memang identik sama seni melipatnya Jepang
alias origami itu kan? Katanya, siapa pun yang bisa membuat bangau dari kertas
ini sebanyak seribu lalu dirangkai jadi satu, maka satu permintaannya akan
terkabul.
Misalnya, kalau lagi sakit lalu ingin segera sembuh, maka
lipatlah seribu kertas membentuk bangau dan buatlah permohonannya. Niscaya,
permohonan itu akan dikabulkan. Karena by the way, sesuai
kepercayaan masyarakat Jepang, bangau adalah salah satu makhluk suci yang dapat
hidup hingga ribuan tahun.
Pada tradisi yang lain, kisah seribu bangau kertas merupakan
sebuah hadiah yang diberikan oleh pihak ayah yang mengharapkan kebahagiaan dan
kemakmuran anak serta menantunya. Bisa juga diberikan pada bayi yang baru lahir
agar berumur panjang dan sehat. Dipercya pula bahwa dengan menggantung seribu
bangau kertas.bisa dijadikan sebagai jimat pembawa keberuntungan.
Kisah lain adalah tentang Sadako Sasaki, gadis
Jepang yang berjuang melawan sakit leukimia akibat radiasi ledakan bom atom di
Hiroshima pada Perang Dunia Kedua. Kisah ini diangkat sebagai simbol perdamaian
dunia. Pada saat itu Sadako mencoba membuat seribu
bangau kertas, namun saat mencapai jumlah 644 ia meninggal. Teman-temannya
meneruskan impian itu hingga bangau kertasnya genap seribu dan menguburkan semua
bersamanya.
Entah dari mana dan apa sebenarnya yang melatar belakangi kisah
seribu bangau kertas ini. Kalau saya sih, buat seru-seruan saja. Bisa seru
beneran kok. Pernah membayangkan, saat bangau-bangau itu bisa saya rangkai
dengan benang lalu saya pasang sebagai partisi di rumah, lucu kan? Semacam
pengganti tirai, gitu. Dan, mendapati "sisa" kertas origami De Tazya
hari ini, jadi pengin bikin lagi bangau-bangau kertas itu. Tantangannya adalah,
bisa nggak ya istiqomah sampai jadi tirai lucu? Semoga...
#ODOP #ODOP15 #BloggerMuslimahIndonesia
Wah, unik juga kayaknya, Mbak, kalau bangau kertasnya dirangkai terus jadi partisi rumah ya...tapi kelarnya kapan ya? :D
BalasHapus