Rabu, 02 Agustus 2017

Mengiyakan Bulan Kampanye Imunisasi 2017

Seorang kawan di sebuah grup percakapan bertanya mengenai esensi Bulan Kampanye Imunisasi oleh pemerintah. Memang sudah sejak beberapa bulan belakangan dengan mudah kita temui poster-poster kampanye di berbagai lini media. Selama dua bulan, Agustus dan September 2017 ini, imunisasinya akan dilaksanakan serentak.

Mengenai imunisasi apa, kapan dan bagaimana kita mengaksesnya, ada penjelasannya di sini. Nah, kembali ke pertanyaan kawan tadi, apa esensi dari pelaksanaan bulan imunisasi ini? Apakah pemerintah sudah melakukan tindakan preventif sebelumnya, kok kesannya diwajibkan mengikuti imunisasi yang ini. Lalu, seberapa menakutkan dampaknya kalau nggak diimunisasi?

Well, saya mencoba "membaca" dengan kaca mata awam saya. Sekadar flashback, saat saya kecil juga ada lho program semacam ini dari pemerintah. Ingat kan, kalau dulu ada Pekan Imunisasi Nasional (PIN)? Saya tahu, pun pernah dengar, tapi nggak ngerti apa dan bagaimana program itu berjalan. Intinya, pemerintah dari waktu ke waktu sudah melakukan tindakan preventif kok untuk mereduksi dampak dari penyebaran penyakit. Salah satunya dengan program imunisasi massal.

Saya pun ingat, saat SD pernah dua kali mendapatkan imunisasi di sekolah dan sekali pemeriksaan gigi. Imunisasi yang saya dapat saat kelas 1 dan 6 SD saat itu dikenal dengan program "cacar". Saat sudah dicacar, apakah kita akan begitu saja terbebas dari penyakit cacar? Tentu tidak. Nyatanya saya dan beberapa teman saya kena infeksi cacar saat SD juga. Tapi, kalau sudah pernah diberi imuniasi cacar, dampak dari infeksi sekunder bisa dikurangi. Yaaa nggak parah-parah amat lah sakitnya.

Lalu apakah ini wajib? Hmm... Saya sih kembali ke keputusan tiap orang tua. Ada nilai yang nggak sama dalam tiap keluarga. Setiap tindakan medis diperlukan persetujuan. Bulan imunisasi yang menggandeng sekolah-sekolah ini, saya rasa akan difokuskan untuk dilaksanakan di sekolah kecuali untuk anak usia pra sekolah. Pihak sekolah tentu akan memberikan formulir persetujuan terlebih dahulu. Kalau orang tua tak setuju, tentu tak akan diberikan imunisasi tersebut.

Yang jelas, ini bukan program baru ya, teman. Program ini serupa dengan program-program sebelumnya, hanya diberi modifikasi "judul program" saja. Anggap saja ini salah satu peran pemerintah "membekali" generasinya lebih siap hidup sehat. So, apakah saya akan mengimunisasikan anak-anak saya? Haha... Masih merayu ka Rafa dan de Tazya, karena rupanya momok banget deh dengar kata "jarum suntik".

#ODOP #ODOP2 #BloggerMuslimahIndonesia

2 komentar:

  1. Wah perkara imunisasi ini memang sedang booming ya kak?
    Tapi Alhamdulillah saat kecil dulu aisyah sudah di imunisasi.. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaahh kak...
      Sehat-sehat selalu ya Aisyah

      Hapus