Sabtu, 12 Agustus 2017

First Time Pakai Fasilitas BPJS

Saat masih kerja, saya dapat fasilitas semacam BPJS. Namanya waktu itu Askes atau apa ya, saya nggak begitu ngeh karena memang nggak peduli. Menganggap itu hanya fasilitas yang memang layak dimiliki karyawan. Selama kerja pun saya hampir nggak pernah menggunakannya. Sekali atau dua kali untuk berobat di klinik yang ditunjuk, dan dipakai mengcover waktu melahirkan.

Saat lahiran pun waktu itu kalau nggak salah pakainya reimburs (bener nggak ya nulisnya gitu, haha...), saya bayar dulu, urus surat ini itu baru nanti suami urus ke kantor Askes untuk dapat ganti biaya melahirkan sekian persennya aja. Iya, nggak full cover, entah kenapa. Dan saya nggak pengin tanya-tanya juga. Lahiran sehat selamat aja udah happy banget ya.

Bertahun kemudian, untuk urusan kesehatan, kami nggak pernah pakai tuh kartu-kartu sakti untuk berobat. Alhamdulillah dikasih sakit yang penyelesaiannya bisa dilakukan dengan "obat warung". Anak-anak sakit pun dibawa ke nakes dekat rumah yang dari biaya masih sangat terjangkau dan cocok. Yang paling penting memang menjaga supaya nggak sering-sering sakit, heu...

Nah hari ini tadi pertama kalinya saya pakai fasilitas BPJS, kartu sakti untuk berobat yang sudah kami miliki lebih dari 2 tahun ini. Awalnya karena kak Rafa mengeluh kaca matanya mulai kabur dan saya ingat ukuran kaca mata yang ini sudah dipakai setahun lebih. Dokter matanya saat itu pernah bilang, kalau anak-anak sebaiknya cek mata setiap 6 bulan.

Kak Rafa periksa mata pertama kali saat kelas 2 SD dan kami lakukan dengan biaya mandiri. Selain nggak suka berurusan dengan ribetnya alur atau prosedur pelayanan BPJS, waktu itu sebenarnya kami nggak paham kalau BPJS bisa dipakai untuk (hanya) cek mata miopi. Sampai setahun lalu, suami yang juga mulai bermasalah dengan jarak baca (yang ini karena faktor usia haha...), pergi ke Puskesmas mengurus surat rujukan dan periksa mata sampai dapat kaca mata dengan gratis pakai fasilitas BPJS.

Sebulan lalu, saya pun mondar mandir ke rumah sakit, nemenin bapak saya yang mau terapi laser untuk 2 matanya karena katarak sekunder. Dan, semua proses itu GRATIS! Benar-benar NOL rupiah, dengan pelayanan yang memuaskan. Dokter, perawat, semua petugas di sana ramah dan sangat helpful. Jadi, jelas dong saya akhirnya tertarik untuk memanfaatkan iuran yang sudah kami bayarkan tiap bulan untuk cek mata kak Rafa.

Pergilah kami pagi tadi ke Puskesmas. Kebetulan pula sakit kepala saya belum hilang sejak serangan vertigo Rabu lalu. Masih berat aja bawaannya, nggak enak buat bergerak. Jadilah kak Rafa minta rujukan, mamanya periksa, heu...

Alhamdulillah lancar, sambil nahan kepala yang sangat berat tadi, saya pulang megantongi 3 jenis obat. Yang salah satu obatnya memang bikin ngantuk, seperti yang disampaikan ibu di bagian farmasi, "obat yang ini bikin ngantuk ya Mbak."

Kontan saya sehari ini tadi merasa ngantukan haha...
Lumayan bisa merem agak lama dan sekarang pun udah mulai ngantuk lagi. Malam minggu ngantuk pun tak apa, weekend memang saat saya recharge energi walaupun nggak selalu bisa dengan selonjoran atau tiduran sepanjang hari. Hihihi...

Well, balik lagi ke BPJS ya...
Kalau menurut saya, kartu satu ini lumayan membantu kok. Memang sih nggak ada yang pengin sakit, tapi setidaknya saat kita sedang diberi nikmat sakit, iuran kita tiap bulan ini lumayan membantu kok. Asal, mau "ribet", sabar dan ikutin alurnya. Ribetnya pun sebenernya nggak ribet-ribet amat, maksud saya kita hanya perlu ngikutin step-step yang ditentukan supaya bisa memanfaatkan fasilitasnya secara optimal.

Kalau nggak pernah sakit gimana? Rugi dong...
Bismillah, diniatkan bantu orang lain. Karena iuran yang dibayarkan rutin itu memang dimanfaatkan secara subsidi silang. Yang nggak sakit, uangnya dipakai dulu bantu yang sakit. Saat kita sakit, tenang aja, uangnya pasti bisa dipakai juga kok.

Dan oiya, saya baru tahu ada mobile JKN yang bisa diunduh di smartphone kita. Salah satu fitur yang saya suka adalah kita bisa mengubah sendiri faskes 1 pilihan kita tanpa perlu pergi ke kantor BPJS sana.

Sedang saya pelajari nih, mau pilih-pilih faskes yang lebih mudah dijangkau, lebih fleksibel jam pelayanannya dan tentu saja dukungan fasilitas penunjang semacam laboratoriumnya ada atau nggak. Karena sakit nggak kenal waktu, jadi saya perlu faskes yang fast respon. Di Puskesmas tadi udah bagus kok, puas saya. Sayang, jam buka masih belum mendukung kondisi darurat.

#ODOP #ODOP12 #BloggerMuslimahIndonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar